Rabu, 17 Februari 2010

Sajak Inur Seorang Gadis Pondok Pesantren kepada Pemujanya Seorang Preman Terminal

Aku masih ingat tentang pertemuan kita
Di sebuah senja disertai hujan rintik
Sembari menunggu angkot senja
Yang mengantar kita ke tujuan masing-masing


Aku masih ingat kita saling diam membisu
Saat mata kita saling menatap
Aku tahu, batin kita saling berkomunikasi
Aku tahu, matamu dan mataku menyimpan sesuatu
Aku tahu, hatimu dan hatimu saling menanya

Tak usah kau pikirkan perbedaan
Di saat senja masih bisa kita tatap
Di saat senja masih menyambut kita
Perbedaan hanya sebatas mimpi
Yang dikoar-koarkan oleh golongan tertentu
Agar tercipta jurang pemisah di dalamnya

Pertemuan itu tak kurang dari dua bulan lamanya
Aku masih mengingatnya
Saat kau tatap aku
Batinku berkata
Mulutku membisu akan kegaranganmu
Namun ku yakin di balik semua itu
Tersimpan pesonamu

Aku masih ingat akan kau sebut namaku
Jabatan tanganmu masih terasa hingga kini
Suaramu yang bergetar masih teringiang di telingaku
Dan aku tahu
Hatimu menyimpan sesuatu
Sesuatu yang tak pernah bisa kau ucapkan
Mungkin suatu hari nanti

Aku pun sudah tahu
Kau katakan sesuatu pada sang angin malam itu
Disaksikan oleh rembulan dan bintang
Berharap angin akan membawanya padaku
Mungkin itu mau mu

Aku tahu apa yang kau ingin katakan
Melalui sajak-sajakmu yang membuai

Mungkin suatu hari nanti
Kau akan katakan.

Faisal Anwar; Tanah Bumbu, 27 januari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar