Rabu, 17 Februari 2010

Secarik Surat Untuk Sobat Di Tengah Samudera

Sobat.... entah berapa lama kita tak pernah bersua lagi. Entah berapa lama waktu dan berapa jauh jarak yang membentang memisahkan kita. Sampai saat ini kita sama-sama tak mengetahui kabar di antara kita. Aku tak mengetahui keberadaanmu dan kau pun tak mengetahui keberadaanku.

Sekian lama kubertanya kabar mengenaimu kepada orang-orang. Dan mereka mengatakan kau sudah lama meninggalkan tanah kelahiranmu semenjak mamak mu meninggalkan dunia yang fana ini. Aku turut bersedih dan berduka atas semua yang menimpa keluargamu. Apalagi kau kehilangan mamak yang kau cintai. Aku pun juga merasa sangat kehilangan mamakmu yang selalu memberikan nasihat-nasihat di waktu kita masih kuliah dulu. Teringat akan ketulusannya merawatku di kala aku sakit dulu. Sampai-sampai beliau menangisi ketika sakitku tak kunjung juga sembuh.

Sobat.... tak tahu berapa jauh sudah kita jalani perjalanan hidup ini. Waktu terasa cepat sekali berlalu. Ingin rasanya waktu kuputar kembali untuk mengulang kisah perjuangan hidup di kampung orang. Seandainya saja kehidupan ini laksana komputer, sudah pasti aku akan mereset kembali seperti sediakala. Namun alur kehidupan tetap berjalan maju. Alur hidup menggunakan alur maju, dan tak mungkin mundur atau menggabung dua alur di dalamnya. Kisah hidup kita terus maju menapaki setapak demi setapak umur yang diberikan oleh Allah SWT.

Kenangan hanyalah tinggal kenangan. Yang pahit akan terus terasa pahit dan yang manis akan terasa manis hingga akhir cerita. Kenangan merupakan sesuatu yang indah. Terkadang, kenangan yang pahit bisa membuat kita tertawa. Dan kenangan yang manis bisa membuat kita menangis. Ku tak tau mengapa sampai demikian. Jawabannya sampai saat ini masih belum kudapatkan.

Kutulis surat ini tatkala ada kabar dari seorang nelayan yang merupakan tetangga rumahmu. Hanya dia yang tahu keberadaanmu. Darinya kudapatkan cerita tentangmu. Kini kau sudah jauh di tengah samudera. Di sebuah pulau terpencil yang jauh dari peradaban. kau mengaasingkan diri dari kehidupan kotamu semenjak mamak sudah meninggalkan dirimu dalam kesendirian di atas dunia yang kejam ini. Sudahlah sobat, ini adalah kehendakNya. Kita tak bisa melawan. Semua suadah di atur olehNya sedemikian rupa indahnya. Kita hidup hanya untuk menjalaninya saja. Ikhlaskanlah.

Ingin rasanya kau ajak aku berpetualangan ke pulaumu
Menyaksikan penyu bertelur di malam hari
Menyaksikan ikan paus dengan genitnya menyapa para nelayan dengan semburan airnya
Menyaksikan keindahan terumbu karang di dalam lautnya
Dan segala petualangan mengasyikkan lainnya.

Teringat akan kegilaan kita di masa lalu. Saat kau ajak aku meminum miras yang kau belikan dulu. Di kala kau menghadapi rasa sakitnya cinta. Dan bodohnya, kita sama-sama menenggak air celaka itu. Saat sudah tinggi, kita meracau, tak tahu kalimat apa saja yang keluar dari mulut kita. Yang teringat hanyalah kita bercita-cita untuk menjadi bajak laut. di saat mabuk kita berkhayal dengan khayalan tingkat tinggi. Memimpikan mempunyai kapal yang besar dan menjadin penguasa laut, merompak para saudagar yang lewat di sekitar kekuasaan kita. Sampai-sampai saking bodohnya, kita harus terjun ke sungai belakang kost kita di malam buta itu.

Teringat juga akan kebodohan kita yang lain lagi. Bagaimana kita harus kehilangan uang saat patroli polisi memergoki kita sedang asyik-asyiknya berjudi di bawah jembatan Sungai Pangeran. Dan tanpa ragu-ragu, kau dan aku ambil langkah seribu terjun bebas ke dalam sungai dan berenang ke bawah kolong rumah orang agar tak tertangkap oleh ganasnyaa polisi.

Cerita pahit itu sangat indah untuk dikenang
Cerita pahit itu sangat lucu untuk dikenang

Sobat....kiat telah mengambil jalan hidup masing-masing.
Kita telah menjalani takdir masing-masing
Takdirku dan takdirmu berbeda
Alur hidupmu dan alur hidupku tak sama

Kita harus berjalan mengikuti alur kehidupan....

Sobat... suatu saat kita akan berjumpa lagi. Dan kita diskusikan lagi cita-cita kita yang gila dulu.


Faisal Anwar; Tanah Bumbu, 22 januari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar